Kewirausahaan (inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah
proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Kewirausahaan atau entrepreneurship berasal
dari bahasa Perancis, yaitu
Perantara. Kewirausahaan secara
umum adalah proses
penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu
yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang
menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan
memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena
berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon misalnya,
mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya
pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih
menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.
Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan
mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut
Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan
untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker,
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa
seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda
dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi
dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai
manusia unggul. Wirausahawan adalah
seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru
dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian untuk tujuan mencapai keuntungan dan
pertumbuhan dengan mengidentifikasi peluang signifikan dan sumber daya yang
diperlukan, dan adapun tiga jenis perilaku wirausahawan adalah Tingkat tinggi
energi, lebih energik daripada rata-rata orang, Keinginan untuk preferensi
tanggung jawab atas risiko yang lebih besar, wirausahawan tidak mengambil
risiko secara liar melainkan memperhitungkan terlebih dahulu risiko yang akan
diambil, Orientasi terhadap masa depan. Berorientasi pada masa depan,
wirausahawan kurang peduli dengan apa yang telah mereka lakukan kemarin
dibandingkan dengan apa yang akan mereka lakukan besok.
Wirausahawan dunia modern muncul pertama kali di
Inggris pada masa revolusi pada akhir abad ke 18. Kunci penting menjadi seorang
wirausahawan adalah Berkarya sacara kreatif dan inovatif serta
memiliki ketrampilan, Berdaya tahan /ulet dan pencari peluang/tanggap
terhadap peluang, Memiliki komitmen untuk menciptakan nilai tambah, Berani
mengambil resiko, Memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi
tersebut, Percaya diri dan Mampu berkomunikasi secara efektif. Beberapa karakteristik menurut Mc Clelland dan pertanggung
jawaban sebagai wirausahan adalah keinginan untuk berprestasi
dan bertanggung jawab, Preferensi kepada resiko-resiko menengah, Persepsi pada
kemungkinan berhasil, Rangsangan oleh umpan balik, Aktivitas energik, Orientasi
ke masa depan, Keterampilan dalam pengorganisasian, Sikap terhadap uang. Dan
ada beberapa karakteristik yang
sukses dengan n Ach tinggi adalah Kemampuan inovatif, Toleransi
terhadapkemenduan(ambiguity), Keinginan untuk berprestasi, Kemampuan
perencanaan realitis, Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan, Obyektivitas,
Tanggung jawab pribadi, Kemampuan beradaptasi, Kemampuan sebagai
pengorganisasian dan administrator.
Dalam wirausaha ada tiga
kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut Mc Clelland
dan adapun masing-masing contohnya ialah: Kebutuhan untuk berprestasi (n Ach), Contohnya:
karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan
tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan.
Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan
terhadap prestasinya tersebut. Kebutuhan
berafiliasi (n Afill), Contohnya: Kebutuhan untuk
Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk
berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan
keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap
persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang
tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang
tinggi. Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow),
Contohnya: Karyawan memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya,
memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang. Ada
juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise pribadi.
Keingintahuan
dan minat pada apa yang terjadi didunia merangsang orientasi eksternal. Para
wirausahawan menelusuri banyak sumber gagasan. Sumber gagasan yang baru
tersebut adalah: (a). Konsumen, Kita bisa mendapatkan ide usaha baru dari
konsumen, yaitu dengan mencoba memenuhi kebutuhan mereka yang mungkin belum terpenuhi
oleh produk atau jasa yang telah ada. (b). Perusahaan yang sudah ada, Kita bisa
melakukan pengamatan terhadap usaha-usaha yang kira-kira bisa diterima oleh
pasar dan melakukan modifikasi atas usaha tersebut sehingga punya keunggulan
yang lebih. (c). Saluran distribusi
Kita juga bisa mendapatkan ide usaha/produk baru dari
saluran distribusi karena merekalah yang langsung berhubungan dengan konsumen
sehingga biasanya lebih paham tentang keinginan konsumen. (d). Pemerintah, Ide
usaha bisa di dapat dari berbagai macam peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah. (e). Penelitian dan pengembangan, Ide usaha baru seringkali didapat
dari hasil penelitian dan pengembangan yang berhasil menemukan produk baru. Kemudian dalam membuat peluang
usaha baru ada beberapa sumber-sumber gagasan dalam identifikasinya adalah Orientasi
Eksternal dan Internal, Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru, Proses
Perencanaan dan Pengembangan Produk, Produk – produk yang sesuai untuk
perusahaan kecil, Arti Penting Orientasi Pemasaran, Matriks produk pasar, Kegagalan
dalam memilih peluang usaha baru.
Analisa
pulang pokok (break event point) adalah
teknik untuk menentukan seberapa banyak satuan yang harus dijual atau seberapa
banyak volume penjualan yang harus dicapai agar tercapai posisi pulang pokok
(tidak rugi tidak untung). Selain itu, analisa pulang pokok juga adalah proses
menghasilkan informasi yang mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan
kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi.
Unsur Dasar Analisa Pulang Pokok
Analisa pulang pokok umumnya terdiri dari refleksi,
pembahasan, pertimbangan dan pembuatan keputusan relatif terhadap 7 unsur
pokok. Masing-masing unsur dan definisinya adalah sebagai berikut:
1.
Biaya tetap, adalah pengeluaran yang diadakan oleh generasi
tanpa melihat jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya tetap adalah
pajak tanah, pemeliharaan bangunan, pengeluaran untuk bunga pada uang yang
dipinjam untuk membiayai pembelian peralatan.
2.
Biaya variabel, adalah pengeluaran yang berfluktuasi
dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya variabel adalah biaya
pembunkusan produk, biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat produk,
biaya yang berkaitan dengan pembungkusan produk untuk dikapalkan.
3.
Biaya total, adalah total biaya total dan biaya
variabel yang berkaitan dengan produksi.
4.
Pendapatan total, adalah semua nilai rupiah penjualan
yang terakumulasi dari penjualan produk. Sesungguhnya pendapatan total
meningkat ketika lebih banyak produk yang terjual.
5.
Keuntungan, didefinisikan sebagai jumlah pendapatan
total yang melebihi biaya total dari produksi barang yang dijual.
6.
Kerugian, adalah jumlah biaya total produksi barang
yang melebihi pendapatan total yang diperoleh dari penjualan barang tersebut.
7.
Titik pulang pokok, didefinisikan sebagai situasi di
mana pendapatan total organisasi sama dengan biaya totalnya; organisasi hanya
memperoleh pendapatan yang hanya cukup untuk menutupi biaya-biayanya.
Perusahaan tidak mendapatkan keuntungan maupun tidak mengalami kerugian.
Dalam
kepemilikan usaha, terdapat pembagian dalam bentuk-bentuk kepemilikanya,
diantara lain:
1.
Perusahaan perseorangan, adalah bisnis yang
kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan
memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila
bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus menanggung seluruh kerugian
itu.
2.
Persekutuan, adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau
lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama
seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki
tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat
dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.
3.
Perseroan, adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang
oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki
tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan.
4.
Koperasi, adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Karateristik
utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi
memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan
pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Langkah-langkah dalam
penyediaan sumber daya manusia adalah untuk menyediakan sumber daya manusia
yang tepat bagi organisasi kewirausahaan ketika berbagai posisi menjadi terbuka
atau terdapat lowongan, manager atau pimpinan hendaknya mengikuti empat tahap
yang berurutan, yaitu: tahap (1) perekrutan, perekrutan tenaga kerja adalah
langkah pertama dalam menyediakan sumber daya manusia bagi organisasi
kewirausahaan setiap kali terdapat posisi yang kosong. Tujuanya adalah untuk
memperkecil hingga jumlah yang relatif sedikit calon karyawan dari mana
seseorang akhirnya akan disewa. Agar efektif, wirausahawan harus mengetahui (a)
jabatan yang pada akhirnya akan diisi oleh calon karyawan, (b) Dimana sumber
daya manusia potensial bisa diperoleh, dan (c) Bagaimana hukum mempengaruhi
usaha perekrutan. (2) seleksi, (3) pelatihan, (4) dan penilaian hasil kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar